Beberapa tahun belakangan di mana kejayaan smartphone mulai memuncak, kepopuleran, pangsa pasar Sony (dulu Sony Ericsson) terus tergerus oleh kompetitornya baik dari sesama OS Android maupun iPhone. Banyak yang bilang, penyebabnya adalah Sony tidak pernah memiliki sebuah flagship yang benar-benar memiliki kapabilitas untuk mengalahkan flagship pesaing. Kini, melalui Xperia Z, Sony berniat mengubah hal tersebut. Xperia Z merupakan artileri kelas berat Sony, sebuah superphone asal Jepang dengan fitur-fitur terkini. Yakni layar berukuran 5 inci TFT Reality Display (443 dpi) Full HD dengan Bravia Mobile Engine 2, kamera utama 13MP dengan sensor Exmor RS. Untuk dapur pacunya, sang jagoan Sony dibenamkan prosesor Snapdragon S4 Pro quad-core 1,5 GHz dan RAM 2GB. Tidak cukup dengan spek perangkat keras, Xperia Z juga sudah memiliki sertifikasi IP55 dan IP57. Artinya, Xperia Z mampu tahan dengan air dan juga debu. Smartphone ini menggunakan baterai non-removeable 2.330 mAh. Tentu Anda semua penasaran bukan?
Desain dan Bodi
Meskipun ponsel ini tergolong ponsel yang tahan air dan debu, namun tidak meninggalkan sisi fashion dengan desain dan finishing yang patut diacungi jempol, sangat khas Sony dan tidak meninggalkan tradisi build quality kelas atas yang biasa digunakan ponsel high end keluaran Sony, dengan bingkai yang terbuat dari glass fibre polyamide. Menurut Sony, Xperia Z memperkenalkan desain OmniBalance yang unik dengan tepian tanpa sudut yang halus dan permukaan reflektif di seluruh sisi. Bagian belakang terbuat dari bahan kaca, seperti iPhone 4. Bagian samping terbuat plastik yang berwarna abu yang elegan dengan tombol power berbahan metal. Bentuknya persegi panjang, membuat tingkat ergonomis agak berkurang, meski ponsel ini cukup tipis, dengan ketipisan yang hanya 7.9mm. Dengan berat 149 gram, Xperia Z masih terasa enteng.
Seluruh port tertutup, sehingga Sony bisa mengklaim bahwa ponsel ini tahan air dan debu. Sebelah kiri atas ada slot micro SD dan micro USB, namun untuk micro USB tidak ada keterangan sehingga tidak terlihat jika itu adalah sebuah port. Sebelah kanan ada port kartu SIM (tidak ada keterangan), tombol lock/power, tombol volume dan speaker kecil. Bagian atas ada jack audio 3,5mm, yang tentu saja tertutup. Bagian depan alias layar berbahan glossy hitam, di atasnya ada kamera depan dan lampu LED berukuran kecil yang berfungsi sebagai pengingat notifikasi. Bagian belakang kaca yang elegan memiliki kamera 13MP, lampu LED flash, logo NFC dan logo Xperia.
.
Layar
Layar 1080p Full HD pada Xperia Z bisa jadi kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan tentu pada resolusi, ponsel ini layarnya terasa sangat tajam, maklum saja sebab ketajamannya mencapai 443 ppi (piksel per inci). Namun layar LCD TFT ini memiliki sebuah kekurangan yakni tingkat kontras dan sudut pandang. Secara keseluruhan, menurut saya layar HTC Butterfly lebih bagus dari Xperia Z. Resolusi, warna putih dan kecerahan bagus, namun jika berhubungan dengan tingkat kontras, tingkat warna hitam dan viewing angle, bahkan dalam hal tersebut ponsel ini kalah dibandingkan ponsel keluaran 2010 seperti iPhone 4. Terlebih bila dibandingkan flagship ber-LCD/IPS lain seperti iPhone 5, BlackBerry Z10, HTC One X dan LG Optimus G. Layar Xperia Z seperti memiliki lapisan kabut, ditambah lagi antar muka menggunakan bar notif dan background tombol virtual warna abu-abu. Kelebihannya, warna putih yang ditampilkan bagus dan natural, selain itu layar juga termasuk sangat terang. Seperti smartphone Sony lainnya, Bravia Engine cuma muncul di Galeri saja. Lihat video di bawah, kami membandingkan Xperia Z dengan BlackBerry Z10 (IPS) dan Samsung Galaxy Nexus (AMOLED)
kiri-kanan: Galaxy Nexus, Xperia Z dan Z10
Atas-Bawah: Z10, Xperia Z, galaxy Nexus
Sony Xperia Z Review Gallery
Antar muka
Antar muka masih terasa ciri khas Xperia, meskipun sudah cukup banyak perbedaan dibanding seri Xperia sebelumnya. Meski begitu, kustomisasi dan fitur-fitur pada antarmuka terbilang masih kalah dengan yang lain. Xperia Z sudah menggunakan Android 4.1, jadi sudah ada fitur Google Now serta penggunaan Project Butter, yang membuat tampilan dan animasi pada antarmuka ponsel terasa smooth, padahal animasi yang digunakan pada Xperia Z sangat banyak dan termasuk berat. Untuk lockscreen, Anda bisa menggunakan wallpaper tersendiri, yang berbeda dari wallpaper pada Homescreen. Di lockscreen ada akses pintas musik dan kamera. Anda tidak bisa langsung scroll bar notifikasi dari halaman lockscreen ini.
Sony Xperia Z Review Gallery
Ada beberapa tema yang bisa Anda gunakan pada Xperia Z Anda yakni Xperia, Amethyst, Rubi, Sapphire dan lain-lain namun ubahannya tidak banyak, yang terasa hanya gambar latar belakang saja. Di homescreen secara default ada 5 halaman home, dari maksimal 7 buah. Homescreen mentok, jadi jika Anda mencapai homescreen paling ujung, Anda tidak terbawa ke homescreen paling kanan. Untuk mengatur Home, cubit layar ke arah dalam. Ada pengaturan widget, shortcut apps, wallpaper dan Themes. Ukuran widget bisa diubah-ubah sebagaimana perangkat Jelly Bean lain. Saat menggeser-geser widget ada animasi yang menarik. Untuk pengaturan, ada opsi untuk pilihan ukuran font.
Sony Xperia Z Review Gallery
Bar notifikasi pada Xperia kini memiliki quick toggle untuk: suara, bluetooth, Wifi dan paket data, serta akses ke Setting. Drawer aplikasi dapat disusun secara alfabetis, terbanyak digunakan dan terbaru diinstal, dan tentu saja bisa disusun semau Anda. Aplikasi yang tertampung di sini ada 4*5 ikon aplikasi.
Karena tidak ada tombol fisik, maka ada tombol virtual back, Home dan Recent Apps. Recent Apps tampilannya agak beda meskipun pada intinya sama saja. Yang menarik adalah di Recent Apps ini ada beberapa SmallApps, yakni kalkulator, Timer, Notes dan Recorder suara. Hanya ada 4 buah, namun Anda bisa menambahnya dari PlayStore. Sambil menyisir menu lainnya, SmallApps tersebut menjadi transparan. Sayangnya di ponsel ini tidak bisa membuka banyak aplikasi mini sekaligus. Masih kalah jauh dibanding Multi Windows pada Galaxy Note II dan QuickView pada Optimus G, mudah-mudahan Sony segera mengembangkan fitur yang sangat menarik ini.
Input Teks, Phonebook, dan Messaging
Input teks bisa menggunakan Google Voice Typing dan Xperia Keyboard. Ada international keyboard, Jepang dan China. Fitur-fitur yang ada sebagaimana biasa, yakni fitur prediksi, autocorrect, serta sound dan vibrasi. Untuk cara penulisan yang berbeda ada fitur Gesture Input (seperti Swype). Jika Anda tidak suka keyboard qwerty, Anda bisa memilih keyboard numeric. Ada 3 warna latar yang bisa digunakan untuk keyboard: putih, hitam dan abu. Menulis satu tangan pada Xperia Z masih dimungkinkan, namun agak susah dan repot mengingat lebarnya ponsel gara-gara layar 5 incinya.
Kontak pada phonebook bisa Anda restore dari PC Companion, disinkron dari akun online dan impor dari kartu SIM atau MMC. Kontak bisa dibagi berdasarkan Favourite dan Group.
Untuk messaging, selayaknya sebuah ponsel, ada SMS, MMS, Email dan Instant Messaging. Di SMS ada fitur template dan starred untuk menandai pesan penting. Email bisa menggunakan GMail dan email lainnya.
Kamera
Kamera pada Xperia Z merupakan sebuah fitur unggulan. Lihat saja, Sony menyematkan sensor Exmor RS dengan aperture f/2.4 pada ponsel flagshipnya ini. Juga ada fitur Superior Auto, yang secara otomatis mengaktifkan HDR dan reduksi cahaya ketika dibutuhkan serta mengatur scene yang cocok untuk hasil kamera terbaik. Mode lain yang dimiliki Xperia Z: Burst, HDR, picture effect, sweep panorama dan scene. Burst shoot memiliki keunggulan tersendiri, bisa dilakukan selama apapun sampai memori habis. Ada 3 opsi resolusi untuk Burst mode: 1280x720, 1920x1080 dan 3920x2204 piksel. Pengaturan lain yang dimiliki: pengaturan resolusi, self timer, quick launch, touch capture, data storage, flash, Smile Shutter, Geotagging dan shutter sound.
Di mode normal pengaturan bertambah: tingkat eksposur, ISO, mode focus, ISO, white balance, metering dan Image stabilizer. Mode focus ada beberapa: single, face detection, object tracking, multi autofocus dan touch focus. Dengan quick launch, Anda bisa memilih untuk langsung launch kamera dan menangkap foto / video langsung dari lockscreen, atau bisa juga launch kamera / video saja. Untuk Smile shutter, kamera bisa membedakan beberapa jenis senyuman yakni big smile, average dan small smile. Di aplikasi kamera ini terkadang ada bug saat membuka menu setting, malah kembali ke lockscreen, semoga saja di versi retail nanti ada perbaikan dari Sony. Mengenai antar muka kamera sendiri cukup mudah dipahami, apalagi kebanyakan pengguna ponsel ini tampaknya akan menggunakan mode Superior Auto yang membuat Anda tidak usah melakukan pengaturan lagi.
Sony Xperia Z Review Gallery
Hasil kamera pada mode Superior Auto menghasilkan gambar yang sangat cerah, dengan warna-warni yang memukau, meski saturasinya agak berlebihan. Perlu diingat bahwa mode Superior Auto mengurangi resolusi kamera dari 13MP menjadi resolusi 12MP saja. Lebih jelasnya silakan tengok gambar berikut, atau unduh dari link ini untuk melihat file foto dalam ukuran aslinya.
Indoor:
Makro
Dengan Flash
Tanpa flash
Perekaman Video
Fitur perekaman video pada Xperia Z bersifat integrasi dengan kamera, jadi di antarmuka kamera ada dua tombol shutter yakni untuk foto dan video. Fitur-fitur perekaman videonya sendiri antara lain Scene, Flash sebagai Photo Light. Yang cukup menarik adalah mode HDR yang bisa diaplikasikan untuk perekaman video. Pengaturan-pengaturan di dalamnya pun lumayan lengkap, ada tingkat eksposur,white balance, resolusi video, self timer, mode focus, dan Metering. Mode focus yang digunakan ada single AF, object tracking dan Face Detection. Saat merekam video Anda bisa mengambil foto.
Sony Xperia Z Review Gallery
Hasil perekaman video dengan mode HDR, video memiliki warna yang punchy, meski tidak natural tapi enak dilihat. Perekaman video 1 menit 20 detik menghasilkan file sebesar 170MB, jadi per menitnya kira-kira 125MB. Bitratenya mencapai 17000 kbps lebih, dengan framerate 29 frame per detik.
Galeri Foto
Jika di ponsel lain namanya Gallery, disini Sony menamakannya Album. Foto bisa dilihat berdasarkan tanggal dan Album (folder), untuk Album sendiri bisa disinkronisasikan dengan Facebook Anda. Cukup menarik, tampilan thumbnail-thumbnail pada sebuah folder bisa di zoom-in zoom-out dengan mencubit layar, dengan animasi yang menarik. Di foto ada keterangan GPS Tagging dan waktu pengambilan foto, jika Anda mengaktifkan fitur geotag. Foto bisa dishare, dibuat slideshow, edit sederhana, crop, digunakan sebagai wallpaper atau kontak, di-rotate dan dilihat detil-detilnya. Sony Xperia Z memiliki fitur One Touch Mirroring, dengan teknologi NFC Anda bisa dengan mudah melihat konten dalam ponsel ke TV Bravia Anda. Sentuh saja remote TV Anda dan foto, video dan musik langsung muncul di layar besar Bravia.
Pemutar Video
Seperti Album, pada pemutar video tampilannya menarik. Thumbnail dan data video mengambil dari database Gracenote (jika Anda mengaktifkan Online Mode). Memang cukup banyak format video yang terbaca dengan lancar sampai resolusi 1080p misalnya .mp4, .mkv, .mov, .m2ts (di-rename menjadi .mp4) dan .avi. Format .wmv tidak terbaca. Demikian juga dengan subtitle , pemutar video di Xperia Z tidak memiliki fitur membaca subtitle. Video player ini mengingat waktu terakhir sebuah video terakhir dimainkan. Ada pengaturan suara sebagaimana di pemutar musik : Surround sound, clear stereo, clear phase (secara otomatis mengatur kualitas suara dari speaker internal), xLOUD, dan Dynamic Normalizer (meminimalisir perbedaan suara antara lagu atau video).
Sony Xperia Z Review Gallery
Pemutar Musik
Untuk memutar lagu di Xperia Z, Anda akan menggunakan aplikasi Walkman, brand legendaris dari Sony. Lagu-lagu yang ada di Walkman terbagi menjadi beberapa kategori seperti track, album, artist, playlist, SensMe channel, My Favourite dan Friend's Music (melihat musik yang di-share teman Anda di Facebook). Ada fitur visualizer dengan berbagai tema yang menarik, sebagai pendamping album art. Untuk kualitas suara khas Sony, bassnya bersih, jernih dan powerfull, sementara untuk treblenya tidak dipendam oleh bass yang powerful tersebut. Sementara itu loudspeaker memiliki keluaran suara cukup kencang tapi tidak istimewa. Ukurannya pun terlalu kecil dengan letak yang tidak biasa, di sudut bawah kiri ponsel, padahal jika tertutup suaranya langsung mendem dan nyaris tidak terdengar. Xperia Z memiliki FM Radio tapi seperti biasa Anda harus mencolokkan headset sebagai antena bantuan.
Konektivitas
UMTS HSPA+ 900/2100 MHz
GSM 850/900/1800/1900 MHz
aGPS
Bluetooth 4.0
WiFi (kapabilitas DLNA)
NFC
micro USB (dengan kemampuan HDMI via MHL)
port audio 3.5 mm
*perangkat yang kami review adalah C6602 yang tidak mendukung LTE
Web Browser
Menjelajahi web pada Xperia Z bisa menggunakan Google Chrome dan Opera Mini. Pada Chrome, maksimal tab yang bisa terbuka tidak ada batasan, sampai 100 lebih pun siap. Di tab 100 dan seterusnya info jumlah tab yang dibuka berubah menjadi emotikon senyum :), Chrome sudah tidak menghitung jumlah tab terbuka. Warna putih pada layar yang bagus dan natural membuat browsing relatif nyaman. Performa saat membuka website versi desktop dengan banyak konten masih cepat dan smooth, meski di 100 tab tadi performa tentu saja ngedrop.
HTML5test.com: 390 poin
SunSpider2: 1828 ms
Benchmarking
Quadrant Standard: 7761 poin
AnTuTu: 18792 poin
Nenamark 2: 60 frame per detik
Daya Tahan Batere
Sony Xperia Z memiliki Stamina Mode yang menghemat pemakaian batere Anda dengan mengenali ketika tampilan layar mati dan mematikan fungsi yang Anda butuhkan, sementara mempertahankan notifikasi yang Anda inginkan. Ketika Anda menyentuh layar dan mengaktifkan ponsel Anda, semuanya akan hidup dan berjalan kembali. Dengan mode ini, WiFi dan trafik data dimatikan, namun Anda masih menerima telepon masuk, pesan dan alarm. Menariknya, karena setiap orang berkebutuhan berbeda, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan aplikasi mana yang ingin Anda terima dengan notifikasi. Ketika digunakan untuk mengambil screenshot yang dibutuhkan untuk review ini, yang artinya hampir semua fitur dicoba, dalam waktu 76 menit habis 34 persen. Kondisi layar dalam posisi tingkat kecerahan kurang lebih 3/4 full dan hampir tidak pernah mati, sedangkan internetnya menggunakan WiFi, dengan jaringan GSM dimatikan. Stamina Mode sendiri cukup berguna, ponsel ditinggal 3 jam dalam keadaan WiFi tetap nyala, batere hanya berkurang 1 persen saja, meski tetap ada beberapa notifikasi yang masuk.
Meskipun ponsel ini tergolong ponsel yang tahan air dan debu, namun tidak meninggalkan sisi fashion dengan desain dan finishing yang patut diacungi jempol, sangat khas Sony dan tidak meninggalkan tradisi build quality kelas atas yang biasa digunakan ponsel high end keluaran Sony, dengan bingkai yang terbuat dari glass fibre polyamide. Menurut Sony, Xperia Z memperkenalkan desain OmniBalance yang unik dengan tepian tanpa sudut yang halus dan permukaan reflektif di seluruh sisi. Bagian belakang terbuat dari bahan kaca, seperti iPhone 4. Bagian samping terbuat plastik yang berwarna abu yang elegan dengan tombol power berbahan metal. Bentuknya persegi panjang, membuat tingkat ergonomis agak berkurang, meski ponsel ini cukup tipis, dengan ketipisan yang hanya 7.9mm. Dengan berat 149 gram, Xperia Z masih terasa enteng.
Seluruh port tertutup, sehingga Sony bisa mengklaim bahwa ponsel ini tahan air dan debu. Sebelah kiri atas ada slot micro SD dan micro USB, namun untuk micro USB tidak ada keterangan sehingga tidak terlihat jika itu adalah sebuah port. Sebelah kanan ada port kartu SIM (tidak ada keterangan), tombol lock/power, tombol volume dan speaker kecil. Bagian atas ada jack audio 3,5mm, yang tentu saja tertutup. Bagian depan alias layar berbahan glossy hitam, di atasnya ada kamera depan dan lampu LED berukuran kecil yang berfungsi sebagai pengingat notifikasi. Bagian belakang kaca yang elegan memiliki kamera 13MP, lampu LED flash, logo NFC dan logo Xperia.
.
Layar
Layar 1080p Full HD pada Xperia Z bisa jadi kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan tentu pada resolusi, ponsel ini layarnya terasa sangat tajam, maklum saja sebab ketajamannya mencapai 443 ppi (piksel per inci). Namun layar LCD TFT ini memiliki sebuah kekurangan yakni tingkat kontras dan sudut pandang. Secara keseluruhan, menurut saya layar HTC Butterfly lebih bagus dari Xperia Z. Resolusi, warna putih dan kecerahan bagus, namun jika berhubungan dengan tingkat kontras, tingkat warna hitam dan viewing angle, bahkan dalam hal tersebut ponsel ini kalah dibandingkan ponsel keluaran 2010 seperti iPhone 4. Terlebih bila dibandingkan flagship ber-LCD/IPS lain seperti iPhone 5, BlackBerry Z10, HTC One X dan LG Optimus G. Layar Xperia Z seperti memiliki lapisan kabut, ditambah lagi antar muka menggunakan bar notif dan background tombol virtual warna abu-abu. Kelebihannya, warna putih yang ditampilkan bagus dan natural, selain itu layar juga termasuk sangat terang. Seperti smartphone Sony lainnya, Bravia Engine cuma muncul di Galeri saja. Lihat video di bawah, kami membandingkan Xperia Z dengan BlackBerry Z10 (IPS) dan Samsung Galaxy Nexus (AMOLED)
kiri-kanan: Galaxy Nexus, Xperia Z dan Z10
Atas-Bawah: Z10, Xperia Z, galaxy Nexus
Sony Xperia Z Review Gallery
Antar muka
Antar muka masih terasa ciri khas Xperia, meskipun sudah cukup banyak perbedaan dibanding seri Xperia sebelumnya. Meski begitu, kustomisasi dan fitur-fitur pada antarmuka terbilang masih kalah dengan yang lain. Xperia Z sudah menggunakan Android 4.1, jadi sudah ada fitur Google Now serta penggunaan Project Butter, yang membuat tampilan dan animasi pada antarmuka ponsel terasa smooth, padahal animasi yang digunakan pada Xperia Z sangat banyak dan termasuk berat. Untuk lockscreen, Anda bisa menggunakan wallpaper tersendiri, yang berbeda dari wallpaper pada Homescreen. Di lockscreen ada akses pintas musik dan kamera. Anda tidak bisa langsung scroll bar notifikasi dari halaman lockscreen ini.
Sony Xperia Z Review Gallery
Ada beberapa tema yang bisa Anda gunakan pada Xperia Z Anda yakni Xperia, Amethyst, Rubi, Sapphire dan lain-lain namun ubahannya tidak banyak, yang terasa hanya gambar latar belakang saja. Di homescreen secara default ada 5 halaman home, dari maksimal 7 buah. Homescreen mentok, jadi jika Anda mencapai homescreen paling ujung, Anda tidak terbawa ke homescreen paling kanan. Untuk mengatur Home, cubit layar ke arah dalam. Ada pengaturan widget, shortcut apps, wallpaper dan Themes. Ukuran widget bisa diubah-ubah sebagaimana perangkat Jelly Bean lain. Saat menggeser-geser widget ada animasi yang menarik. Untuk pengaturan, ada opsi untuk pilihan ukuran font.
Sony Xperia Z Review Gallery
Bar notifikasi pada Xperia kini memiliki quick toggle untuk: suara, bluetooth, Wifi dan paket data, serta akses ke Setting. Drawer aplikasi dapat disusun secara alfabetis, terbanyak digunakan dan terbaru diinstal, dan tentu saja bisa disusun semau Anda. Aplikasi yang tertampung di sini ada 4*5 ikon aplikasi.
Karena tidak ada tombol fisik, maka ada tombol virtual back, Home dan Recent Apps. Recent Apps tampilannya agak beda meskipun pada intinya sama saja. Yang menarik adalah di Recent Apps ini ada beberapa SmallApps, yakni kalkulator, Timer, Notes dan Recorder suara. Hanya ada 4 buah, namun Anda bisa menambahnya dari PlayStore. Sambil menyisir menu lainnya, SmallApps tersebut menjadi transparan. Sayangnya di ponsel ini tidak bisa membuka banyak aplikasi mini sekaligus. Masih kalah jauh dibanding Multi Windows pada Galaxy Note II dan QuickView pada Optimus G, mudah-mudahan Sony segera mengembangkan fitur yang sangat menarik ini.
Input Teks, Phonebook, dan Messaging
Input teks bisa menggunakan Google Voice Typing dan Xperia Keyboard. Ada international keyboard, Jepang dan China. Fitur-fitur yang ada sebagaimana biasa, yakni fitur prediksi, autocorrect, serta sound dan vibrasi. Untuk cara penulisan yang berbeda ada fitur Gesture Input (seperti Swype). Jika Anda tidak suka keyboard qwerty, Anda bisa memilih keyboard numeric. Ada 3 warna latar yang bisa digunakan untuk keyboard: putih, hitam dan abu. Menulis satu tangan pada Xperia Z masih dimungkinkan, namun agak susah dan repot mengingat lebarnya ponsel gara-gara layar 5 incinya.
Kontak pada phonebook bisa Anda restore dari PC Companion, disinkron dari akun online dan impor dari kartu SIM atau MMC. Kontak bisa dibagi berdasarkan Favourite dan Group.
Untuk messaging, selayaknya sebuah ponsel, ada SMS, MMS, Email dan Instant Messaging. Di SMS ada fitur template dan starred untuk menandai pesan penting. Email bisa menggunakan GMail dan email lainnya.
Kamera
Kamera pada Xperia Z merupakan sebuah fitur unggulan. Lihat saja, Sony menyematkan sensor Exmor RS dengan aperture f/2.4 pada ponsel flagshipnya ini. Juga ada fitur Superior Auto, yang secara otomatis mengaktifkan HDR dan reduksi cahaya ketika dibutuhkan serta mengatur scene yang cocok untuk hasil kamera terbaik. Mode lain yang dimiliki Xperia Z: Burst, HDR, picture effect, sweep panorama dan scene. Burst shoot memiliki keunggulan tersendiri, bisa dilakukan selama apapun sampai memori habis. Ada 3 opsi resolusi untuk Burst mode: 1280x720, 1920x1080 dan 3920x2204 piksel. Pengaturan lain yang dimiliki: pengaturan resolusi, self timer, quick launch, touch capture, data storage, flash, Smile Shutter, Geotagging dan shutter sound.
Di mode normal pengaturan bertambah: tingkat eksposur, ISO, mode focus, ISO, white balance, metering dan Image stabilizer. Mode focus ada beberapa: single, face detection, object tracking, multi autofocus dan touch focus. Dengan quick launch, Anda bisa memilih untuk langsung launch kamera dan menangkap foto / video langsung dari lockscreen, atau bisa juga launch kamera / video saja. Untuk Smile shutter, kamera bisa membedakan beberapa jenis senyuman yakni big smile, average dan small smile. Di aplikasi kamera ini terkadang ada bug saat membuka menu setting, malah kembali ke lockscreen, semoga saja di versi retail nanti ada perbaikan dari Sony. Mengenai antar muka kamera sendiri cukup mudah dipahami, apalagi kebanyakan pengguna ponsel ini tampaknya akan menggunakan mode Superior Auto yang membuat Anda tidak usah melakukan pengaturan lagi.
Sony Xperia Z Review Gallery
Hasil kamera pada mode Superior Auto menghasilkan gambar yang sangat cerah, dengan warna-warni yang memukau, meski saturasinya agak berlebihan. Perlu diingat bahwa mode Superior Auto mengurangi resolusi kamera dari 13MP menjadi resolusi 12MP saja. Lebih jelasnya silakan tengok gambar berikut, atau unduh dari link ini untuk melihat file foto dalam ukuran aslinya.
Indoor:
Makro
Dengan Flash
Tanpa flash
Perekaman Video
Fitur perekaman video pada Xperia Z bersifat integrasi dengan kamera, jadi di antarmuka kamera ada dua tombol shutter yakni untuk foto dan video. Fitur-fitur perekaman videonya sendiri antara lain Scene, Flash sebagai Photo Light. Yang cukup menarik adalah mode HDR yang bisa diaplikasikan untuk perekaman video. Pengaturan-pengaturan di dalamnya pun lumayan lengkap, ada tingkat eksposur,white balance, resolusi video, self timer, mode focus, dan Metering. Mode focus yang digunakan ada single AF, object tracking dan Face Detection. Saat merekam video Anda bisa mengambil foto.
Sony Xperia Z Review Gallery
Hasil perekaman video dengan mode HDR, video memiliki warna yang punchy, meski tidak natural tapi enak dilihat. Perekaman video 1 menit 20 detik menghasilkan file sebesar 170MB, jadi per menitnya kira-kira 125MB. Bitratenya mencapai 17000 kbps lebih, dengan framerate 29 frame per detik.
Galeri Foto
Jika di ponsel lain namanya Gallery, disini Sony menamakannya Album. Foto bisa dilihat berdasarkan tanggal dan Album (folder), untuk Album sendiri bisa disinkronisasikan dengan Facebook Anda. Cukup menarik, tampilan thumbnail-thumbnail pada sebuah folder bisa di zoom-in zoom-out dengan mencubit layar, dengan animasi yang menarik. Di foto ada keterangan GPS Tagging dan waktu pengambilan foto, jika Anda mengaktifkan fitur geotag. Foto bisa dishare, dibuat slideshow, edit sederhana, crop, digunakan sebagai wallpaper atau kontak, di-rotate dan dilihat detil-detilnya. Sony Xperia Z memiliki fitur One Touch Mirroring, dengan teknologi NFC Anda bisa dengan mudah melihat konten dalam ponsel ke TV Bravia Anda. Sentuh saja remote TV Anda dan foto, video dan musik langsung muncul di layar besar Bravia.
Pemutar Video
Seperti Album, pada pemutar video tampilannya menarik. Thumbnail dan data video mengambil dari database Gracenote (jika Anda mengaktifkan Online Mode). Memang cukup banyak format video yang terbaca dengan lancar sampai resolusi 1080p misalnya .mp4, .mkv, .mov, .m2ts (di-rename menjadi .mp4) dan .avi. Format .wmv tidak terbaca. Demikian juga dengan subtitle , pemutar video di Xperia Z tidak memiliki fitur membaca subtitle. Video player ini mengingat waktu terakhir sebuah video terakhir dimainkan. Ada pengaturan suara sebagaimana di pemutar musik : Surround sound, clear stereo, clear phase (secara otomatis mengatur kualitas suara dari speaker internal), xLOUD, dan Dynamic Normalizer (meminimalisir perbedaan suara antara lagu atau video).
Sony Xperia Z Review Gallery
Pemutar Musik
Untuk memutar lagu di Xperia Z, Anda akan menggunakan aplikasi Walkman, brand legendaris dari Sony. Lagu-lagu yang ada di Walkman terbagi menjadi beberapa kategori seperti track, album, artist, playlist, SensMe channel, My Favourite dan Friend's Music (melihat musik yang di-share teman Anda di Facebook). Ada fitur visualizer dengan berbagai tema yang menarik, sebagai pendamping album art. Untuk kualitas suara khas Sony, bassnya bersih, jernih dan powerfull, sementara untuk treblenya tidak dipendam oleh bass yang powerful tersebut. Sementara itu loudspeaker memiliki keluaran suara cukup kencang tapi tidak istimewa. Ukurannya pun terlalu kecil dengan letak yang tidak biasa, di sudut bawah kiri ponsel, padahal jika tertutup suaranya langsung mendem dan nyaris tidak terdengar. Xperia Z memiliki FM Radio tapi seperti biasa Anda harus mencolokkan headset sebagai antena bantuan.
Konektivitas
UMTS HSPA+ 900/2100 MHz
GSM 850/900/1800/1900 MHz
aGPS
Bluetooth 4.0
WiFi (kapabilitas DLNA)
NFC
micro USB (dengan kemampuan HDMI via MHL)
port audio 3.5 mm
*perangkat yang kami review adalah C6602 yang tidak mendukung LTE
Web Browser
Menjelajahi web pada Xperia Z bisa menggunakan Google Chrome dan Opera Mini. Pada Chrome, maksimal tab yang bisa terbuka tidak ada batasan, sampai 100 lebih pun siap. Di tab 100 dan seterusnya info jumlah tab yang dibuka berubah menjadi emotikon senyum :), Chrome sudah tidak menghitung jumlah tab terbuka. Warna putih pada layar yang bagus dan natural membuat browsing relatif nyaman. Performa saat membuka website versi desktop dengan banyak konten masih cepat dan smooth, meski di 100 tab tadi performa tentu saja ngedrop.
HTML5test.com: 390 poin
SunSpider2: 1828 ms
Benchmarking
Quadrant Standard: 7761 poin
AnTuTu: 18792 poin
Nenamark 2: 60 frame per detik
Daya Tahan Batere
Sony Xperia Z memiliki Stamina Mode yang menghemat pemakaian batere Anda dengan mengenali ketika tampilan layar mati dan mematikan fungsi yang Anda butuhkan, sementara mempertahankan notifikasi yang Anda inginkan. Ketika Anda menyentuh layar dan mengaktifkan ponsel Anda, semuanya akan hidup dan berjalan kembali. Dengan mode ini, WiFi dan trafik data dimatikan, namun Anda masih menerima telepon masuk, pesan dan alarm. Menariknya, karena setiap orang berkebutuhan berbeda, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan aplikasi mana yang ingin Anda terima dengan notifikasi. Ketika digunakan untuk mengambil screenshot yang dibutuhkan untuk review ini, yang artinya hampir semua fitur dicoba, dalam waktu 76 menit habis 34 persen. Kondisi layar dalam posisi tingkat kecerahan kurang lebih 3/4 full dan hampir tidak pernah mati, sedangkan internetnya menggunakan WiFi, dengan jaringan GSM dimatikan. Stamina Mode sendiri cukup berguna, ponsel ditinggal 3 jam dalam keadaan WiFi tetap nyala, batere hanya berkurang 1 persen saja, meski tetap ada beberapa notifikasi yang masuk.
Kesimpulan
Sebagai sebuah flagship, Xperia Z memiliki beberapa hal yang sangat up to date seperti layar 1080p, prosesor quadcore Snapdragon S4 pro dengan RAM 2GB, serta sebuah fitur unik yang tidak dimiliki pesaingnya yakni tahan air dan debu. Namun tetap ponsel ini memiliki kelemahan yakni pada layar. Di luar masalah layar performa ponsel secara keseluruhan bagus, namun kami rasa Sony harus memperbanyak fitur-fitur unggulan yang memanfaatkan dapur pacu luar biasa milik ponsel ini, misalnya Small Apps yang cukup berpotensi. Meskipun ponsel ini tergolong ponsel yang tahan air dan debu, namun tidak meninggalkan sisi fashion dengan desain dan finishing yang patut diacungi jempol, sangat khas Sony dan tidak meninggalkan tradisi build quality kelas atas yang biasa digunakan ponsel high end keluaran Sony. Dibanderol dengan harga normal Rp. 7499.000, memang mahal, namun prediksi kami flagship vendor lain seperti HTC One dan Samsung Galaxy SIV pun akan bermain di angka segitu, jadi kemahalan atau tidaknya ponsel ini ada di keputusan Anda sendiri.
Sebagai sebuah flagship, Xperia Z memiliki beberapa hal yang sangat up to date seperti layar 1080p, prosesor quadcore Snapdragon S4 pro dengan RAM 2GB, serta sebuah fitur unik yang tidak dimiliki pesaingnya yakni tahan air dan debu. Namun tetap ponsel ini memiliki kelemahan yakni pada layar. Di luar masalah layar performa ponsel secara keseluruhan bagus, namun kami rasa Sony harus memperbanyak fitur-fitur unggulan yang memanfaatkan dapur pacu luar biasa milik ponsel ini, misalnya Small Apps yang cukup berpotensi. Meskipun ponsel ini tergolong ponsel yang tahan air dan debu, namun tidak meninggalkan sisi fashion dengan desain dan finishing yang patut diacungi jempol, sangat khas Sony dan tidak meninggalkan tradisi build quality kelas atas yang biasa digunakan ponsel high end keluaran Sony. Dibanderol dengan harga normal Rp. 7499.000, memang mahal, namun prediksi kami flagship vendor lain seperti HTC One dan Samsung Galaxy SIV pun akan bermain di angka segitu, jadi kemahalan atau tidaknya ponsel ini ada di keputusan Anda sendiri.
Kelebihan:
Tahan air dan debu (dalam kondisi tertentu)
Layar 5 inci Full HD dengan Bravia Engine dengan warna putih yang natural
Android 4.1 Jelly Bean
Performa top
Hasil kamera bagus
Ada slot Micro SD
Kekurangan:
Batere tidak removable
Viewing angle, kepekatan warna hitam dan tingkat kontras layar kalah dibanding ponsel kelas atas lain
Tahan air dan debu (dalam kondisi tertentu)
Layar 5 inci Full HD dengan Bravia Engine dengan warna putih yang natural
Android 4.1 Jelly Bean
Performa top
Hasil kamera bagus
Ada slot Micro SD
Kekurangan:
Batere tidak removable
Viewing angle, kepekatan warna hitam dan tingkat kontras layar kalah dibanding ponsel kelas atas lain
No comments:
Post a Comment